Kesehatan
Tanda-Tanda Awal Gangguan Jantung yang Sering Diabaikan: Jangan Sampai Terlambat! - Blitar Kawentar

BLITAR-Pernahkah kamu merasa cepat lelah, dada terasa sesak, atau keringat dingin muncul saat olahraga ringan? Jika iya, jangan buru-buru menyalahkan usia, stres, atau sekadar “masuk angin.” Bisa jadi itu adalah tanda-tanda awal gangguan jantung yang sering kali diabaikan.
Menurut dr. Damais, SpJP, spesialis jantung dan pembuluh darah, banyak pasien datang dalam kondisi terlambat karena sebelumnya mengabaikan gejala yang dianggap sepele. Padahal, jantung adalah organ vital yang bekerja nonstop setiap detik. Gangguan ringan saja bisa berujung fatal bila tak ditangani lebih awal.
“Serangan jantung tidak selalu datang secara dramatis seperti di film. Terkadang, tubuh sudah memberi sinyal jauh-jauh hari,” kata dr. Damais dalam kanal edukasi kesehatannya.
Inilah 7 Tanda Awal Gangguan Jantung yang Sering Dianggap Biasa
1. Cepat Lelah Tanpa Sebab yang Jelas
Merasa cepat capek padahal tidak melakukan aktivitas berat bisa menjadi sinyal bahwa jantung kesulitan memompa darah dengan optimal. Apalagi jika keluhan ini muncul mendadak dan terus berulang dalam waktu singkat.
2. Sesak Napas Saat Aktivitas Ringan
Jika naik tangga atau berjalan sebentar saja membuat kamu ngos-ngosan, hati-hati. Ini bisa berarti aliran oksigen ke otot-otot tubuh terganggu karena jantung bekerja tidak efisien.“Jangan tunggu sampai tidak bisa bicara karena sesak. Pemeriksaan jantung bisa mendeteksi kelainan sejak dini,” jelas dr. Damais.
3. Sakit atau Nyeri Dada
Nyeri dada khas jantung biasanya terasa seperti ditekan benda berat, menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, atau punggung. Tapi, tak semua nyeri jantung terasa ekstrem. Banyak pasien hanya merasa tidak nyaman atau “sesak seperti ditindih.”
4. Keringat Dingin, Terutama Saat Istirahat

Keringat dingin tanpa sebab, terutama saat malam atau setelah aktivitas ringan, sering kali diabaikan. Padahal, ini bisa menjadi reaksi tubuh terhadap penurunan aliran darah ke otot jantung, yang bisa berujung pada serangan jantung mendadak.
5. Jantung Berdebar Tidak Normal (Palpitasi)
Palpitasi yang terasa seperti detak jantung terlalu cepat, lambat, atau tidak beraturan bisa jadi tanda adanya gangguan irama jantung (aritmia). Bila berulang dan tidak dipicu stres atau kafein, sebaiknya segera periksa.
6. Mual atau Nyeri di Area Perut
Beberapa pasien penyakit jantung, terutama wanita, mengeluhkan mual, gangguan pencernaan, atau nyeri ulu hati. Gejala ini sering disangka masalah lambung, padahal bisa berasal dari jantung.
7. Pusing atau Mudah Pingsan
Penurunan suplai darah ke otak karena gangguan fungsi jantung dapat menyebabkan pusing berputar, bahkan pingsan. Bila terjadi saat berdiri cepat atau saat olahraga, ini patut diwaspadai.
Kenapa Banyak Orang Mengabaikannya?
Banyak gejala di atas memang tumpang tindih dengan penyakit lain, sehingga mudah disalahartikan. Faktor usia muda, tubuh yang tampak bugar, atau hasil check-up EKG sebelumnya yang “normal” sering membuat orang merasa aman.
Padahal, seperti dijelaskan dr. Damais, hasil EKG bisa berubah-ubah, tergantung kapan dilakukan. Pemeriksaan jantung sebaiknya bersifat menyeluruh, termasuk wawancara medis, EKG terbaru, echocardiography, hingga pemeriksaan darah.“Saya sering temukan pasien usia 30-an dengan gejala ringan, ternyata setelah treadmill test muncul tanda gangguan oksigen di otot jantung,” ungkapnya.
Siapa Saja yang Berisiko?

Meski kerap dianggap penyakit orang tua, faktanya gangguan jantung kini banyak menyerang usia produktif, bahkan remaja. Beberapa faktor risiko yang harus diperhatikan antara lain:
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung
Perokok aktif
Kolesterol tinggi sejak muda
Gaya hidup sedentari (kurang gerak)
Tekanan darah tinggi
Diabetes
Khusus kolesterol, dr. Damais mengingatkan bahwa banyak anak muda tak sadar sudah memiliki LDL tinggi sejak usia 20-an. Pemeriksaan kolesterol, gula darah, dan tekanan darah sebaiknya dilakukan secara berkala.
Apa yang Harus Dilakukan?
Kenali gejala dan jangan anggap sepele. Jika merasakan satu atau beberapa tanda di atas, segera konsultasi ke dokter, bukan ke tukang urut.
Lakukan check-up jantung berkala, terutama jika memiliki faktor risiko. Minimal lakukan EKG, tes darah, dan rontgen.
Ubah gaya hidup: stop merokok, rutin olahraga ringan, kurangi makanan tinggi lemak dan garam, serta kelola stres.
Pantau berat badan dan lingkar perut. Lemak viseral sangat berkaitan dengan risiko penyakit jantung.

Penutup: Dengarkan Tubuhmu Sebelum Terlambat
Jangan tunggu tubuh "teriak" dengan kolaps mendadak atau serangan jantung berat. Gejala awal sering kali muncul halus, bahkan terasa biasa saja. Tapi justru dari situlah kesadaran menjaga kesehatan jantung harus dimulai.“Kalau kita tahu lebih dulu, kita bisa bertindak lebih cepat. Tapi kalau tahu setelah kolaps, kadang sudah terlambat,” tutup dr. Damais.
Maka dari itu, jika kamu merasa gejala-gejala seperti di atas, jangan tunda untuk periksa. Lebih baik waspada daripada menyesal.
0 Komentar