Tips,Berita
Mobil Susah Dijual Kembali, 7 Model Populer Ini Ternyata Sulit Laku | NNC Netralnews

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Bagi banyak masyarakat di Indonesia, mempertimbangkan harga jual kembali mobil sebelum melakukan pembelian sudah menjadi sebuah kebiasaan umum.
Memikirkan nilai depresiasi tentu bukan hal yang keliru, mengingat kendaraan merupakan aset bernilai tinggi yang memerlukan alokasi dana cukup besar.
Namun sering kali fokus utama hanya tertuju pada angka jual kembali, hingga melupakan satu faktor krusial lain, yaitu kemudahan saat menjual mobil tersebut.
Fenomena ini ternyata menjangkiti beberapa model yang sangat populer di jalanan, menciptakan sebuah ironi di pasar mobil bekas.
Pada hari Selasa, 22 Juli 2025 ini, Netralnews merangkum informasi penting dari video Youtube kanal FuseBox untuk Anda sebagai panduan.
Tujuannya agar Anda tidak mengalami sakit kepala di kemudian hari saat hendak melepas kendaraan kesayangan.
Daftar Mobil yang Memerlukan Kesabaran Ekstra Saat Dijual
Memilih menjual mobil ke sesama pengguna (user-to-user) memang menawarkan potensi harga yang lebih baik.
Namun untuk beberapa model berikut, prosesnya bisa jadi sebuah ujian kesabaran yang sesungguhnya.
1. Nissan Grand Livina: Stigma yang Sulit Dihapus
Model ini, baik seri L10, L11, hingga L12 (Grand Livina X-Gear/Lafesta), dikenal memiliki pasar bekas yang cukup berat.
Stigma terkait isu perawatan dan durabilitas komponen membuatnya kurang diminati oleh calon pembeli yang mencari ketenangan pikiran.
Usia unit yang menua, terutama seri L10 dan L11, jelas menuntut peremajaan di berbagai sektor.
Meskipun suku cadang aftermarket-nya melimpah di lokapasar, citra spare part orisinal Nissan yang mahal serta jumlah bengkel resmi yang menyusut membuat orang cenderung waspada.
2. Honda Freed: Desain Unik Pasar Terbatas
Secara kualitas rakitan dan nuansa interior, Honda Freed terasa premium pada masanya dan masih relevan hingga kini.
Akan tetapi, ukurannya yang kompak menjadi kelemahan, terutama di baris ketiga yang terasa sempit untuk penumpang dewasa.
Generasi terakhirnya tercatat buatan tahun 2015, yang berarti usianya sudah satu dekade dan tentu memerlukan perhatian khusus.
Biaya servis serta harga suku cadang asli Honda yang relatif lebih tinggi, ditambah desain JDM (Japanese Domestic Market) yang sangat tersegmentasi, membuat pasarnya tidak seluas rivalnya.
3. Ford Fiesta: Kenyamanan Juara Perawatan Merana
Ford Fiesta sering disebut sebagai hatchback paling nyaman di kelasnya, melampaui para pesaing Jepangnya dalam hal kekedapan kabin dan fitur.
Namun di balik kemewahannya, tersimpan potensi masalah yang cukup serius, terutama pada transmisi otomatis dual-clutch (TCM) yang rentan bermasalah.
Isu lain seperti kerentanan mesin terhadap panas berlebih (overheat) juga menjadi momok yang menakutkan bagi calon pemilik.
Kombinasi antara biaya perbaikan yang mahal serta ketersediaan suku cadang aftermarket berkualitas yang terbatas, membuat peminat mobil ini semakin sedikit.
4. Duet Calya-Sigra: Populer Namun Penuh Jebakan
Sangat ironis, mobil yang hampir selalu masuk daftar mobil terlaris di Indonesia ini justru cukup sulit dijual kembali oleh pemilik perorangan.
Penyebab utamanya adalah citra kuat sebagai kendaraan operasional atau taksi online, yang membuat banyak unit bekasnya di pasaran berada dalam kondisi kurang prima.
Beberapa "jebakan" yang sering ditemui calon pembeli meliputi:
-Odometer atau penunjuk jarak tempuh yang sudah diatur ulang.
-Kondisi kaki-kaki hasil rekondisi seadanya.
-Interior yang sudah dilapis ulang untuk menutupi cacat pemakaian berat.
Kondisi ini membuat calon pembeli menjadi sangat skeptis, sehingga pemilik unit pribadi yang terawat baik pun ikut kesulitan meyakinkan pasar.
5. Mazda2: Seru Dikendarai Sulit Dilepas
Mazda2, dari generasi awal hingga terakhir, selalu menawarkan pengalaman berkendara yang menyenangkan dan desain yang sporty.
Sayangnya, mobil ini bukanlah pilihan utama bagi "kaum mending" di pasar mobil bekas Indonesia.
Reputasi mengenai durabilitas beberapa komponen yang dianggap kurang awet serta harga suku cadang yang tergolong mahal sudah melekat kuat.
Dua faktor tersebut sudah cukup untuk membuat calon pembeli ragu, yang pada akhirnya membuat pasarnya sangat kecil dan harganya pun anjlok.
6. Toyota Yaris 'Lele': Desain yang Memecah Belah
Kemunculan Toyota Yaris generasi kedua ini (dijuluki Yaris 'lele') cukup mengejutkan pasar otomotif kala itu.
Desainnya yang berubah total dari mobil anak muda menjadi lebih kalem dan "kebapakan" ternyata tidak sepenuhnya diterima oleh pencinta Yaris.
Selain itu, performa mesin yang terasa biasa saja serta radius putar yang buruk membuatnya kurang praktis di beberapa situasi.
Karena desainnya yang kurang populer, hukum pasar pun berlaku, harga unit bekasnya harus terus diturunkan hingga menemukan pembeli yang cocok.
7. Toyota Innova Bensin Manual: Kalah Pamor dari Varian Diesel
Toyota Innova adalah mobil legendaris, namun tidak semua variannya mudah untuk dijual kembali.
Varian yang paling sulit menemukan pemilik baru adalah tipe mesin bensin bertransmisi manual.
Alasan utamanya sangat jelas, konsumsi bahan bakar yang sangat boros serta tenaga mesin yang terasa kurang seimbang untuk bobotnya yang besar.
Popularitas varian diesel yang jauh lebih unggul dalam segala aspek, mulai dari efisiensi bahan bakar hingga torsi, membuat versi bensin manual seolah dianaktirikan di pasar bekas.
0 Komentar