Jangan Diabaikan! Ini Bahaya Mimpi Buruk untuk Kesehatan Mental dan Fisik - Halaman all - Serambinews

SERAMBINEWS.COM - Pernah terbangun dengan napas memburu dan jantung berdebar karena mimpi buruk? Jangan diabaikan, banyak orang menganggap ini hal yang biasa.
Tapi ternyata, jika mimpi buruk terjadi terlalu sering, dampaknya bisa lebih dari sekadar mengganggu tidur saja.
Ada penelitian terbaru mengungkap bahwa mimpi buruk yang berulang bisa mempercepat penuaan tubuh dan meningkatkan risiko kematian dini.
Jadi mimpi buruk bukan hanya soal bangun dengan jantung berdebar tapi juga bisa meningkatkan risiko kematian dini, kenapa bisa? Berikut penjelasannya.
Mimpi Buruk Rutin Bisa Memicu Kematian Dini, Setara Dampaknya dengan Merokok Berat
Melansir dari kompas, dalam studi jangka panjang yang menggabungkan data dari lebih dari 4.000 orang dewasa berusia 26 hingga 74 tahun di Amerika Serikat, ditemukan bahwa mereka yang mengalami mimpi buruk setiap minggu memiliki risiko kematian dini hampir tiga kali lebih tinggi dibanding mereka yang jarang mengalaminya.
Baca juga: Doa dan Amalan Sunnah Sebelum Tidur untuk Menghindari Mimpi Buruk, Baca Doa Ini Jika Terjadi
Yang mengejutkan dari penelitian ini, risiko ini tetap tinggi meski sudah memperhitungkan faktor-faktor lain seperti usia, jenis kelamin, status kesehatan mental, kebiasaan merokok, dan berat badan.
Dengan kata lain, mimpi buruk sendiri menjadi faktor risiko yang signifikan dan bahkan setara dengan efek merokok berat.
Apa Hubungan Mimpi Buruk dan Penuaan Sel?
Penelitian yang dirilir oleh ScienceAlert, para peneliti menggali lebih dalam dan menemukan bahwa mimpi buruk ternyata berkaitan dengan percepatan penuaan biologis.
Melalui pengukuran “jam epigenetik” sebuah metode untuk melihat seberapa cepat tubuh menua di tingkat sel hasilnya adalah mereka menemukan bahwa orang yang sering mimpi buruk secara biologis lebih tua dibanding usia sebenarnya.
Tiga metode pengukuran yang para peneliti lakukan yakni DunedinPACE, GrimAge, dan PhenoAge, semuanya menunjukkan hasil yang serupa yaitu orang yang kerap dihantui mimpi buruk memiliki sel tubuh yang lebih cepat menua.
Bahkan, sekitar 39 persen hubungan antara mimpi buruk dan risiko kematian dini dijelaskan oleh penuaan biologis ini.
Baca juga: Ini Doa Ketika Terbangun dari Mimpi Buruk dan Sunnah Sebelum Tidur Sesuai Syariat Islam
Stres Saat Tidur Sama Bahayanya dengan Stres Saat Bangun
Mimpi buruk terjadi pada fase tidur REM (Rapid Eye Movement), saat otak sangat aktif meskipun tubuh dalam keadaan lumpuh.
Di fase ini, hormon-hormon stres seperti adrenalin dan kortisol melonjak drastis, mirip dengan saat kita menghadapi ancaman nyata di dunia nyata.
Kalau kondisi ini terjadi secara rutin, tubuh bisa “terjebak” dalam mode siaga terus-menerus.
Akibatnya, terjadi stres kronis yang merusak tubuh, mulai dari peradangan, peningkatan tekanan darah, hingga kerusakan pada telomer dan pelindung di ujung kromosom yang jika rusak, mempercepat penuaan sel.
Lebih buruknya lagi, bangun mendadak karena mimpi buruk juga mengganggu fase tidur nyenyak, di mana tubuh seharusnya melakukan proses pemulihan dan pembersihan racun dari otak malah tiba tiba bangun secara mendadak.
Bukan Sekadar Masalah Tidur: Bisa Jadi Sinyal Awal Penyakit Otak Serius
Studi sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa mimpi buruk yang terjadi secara konsisten bisa menjadi pertanda awal gangguan saraf, seperti demensia atau Parkinson.
Baca juga: Bukan Jadi Kenyataan, Ini Tips dalam Islam yang Harus Dilakukan Jika Mimpi Buruk Kata Buya Yahya
Gangguan ini bisa muncul bertahun-tahun setelah mimpi buruk mulai sering terjadi.
Alasannya? Karena area otak yang aktif saat mimpi buruk, seperti amigdala dan hipokampus yang juga berperan penting dalam emosi, memori, dan pengaturan kognitif bisa menjadi gangguan.
Jadi, perubahan dalam mimpi bisa mencerminkan adanya gangguan yang lebih serius pada otak.
Cara Efektif Mengurangi Mimpi Buruk
Kabar baiknya, mimpi buruk bisa dikurangi dengan langkah-langkah sederhana dan terbukti secara ilmiah. Berikut beberapa cara yang bisa dicoba:
- Terapi Kognitif-Perilaku (CBT-I): Terapi ini membantu mengubah pola pikir negatif yang memicu kecemasan saat tidur.
- Imagery Rehearsal Therapy (IRT): Teknik ini melibatkan membayangkan ulang mimpi buruk saat sadar dan menuliskan versi akhirnya yang positif.
Baca juga: Susah Tidur? Coba Konsumsi Makanan Tinggi Triptofan Ini, Bisa Bantu Tingkatkan Kualitas Tidur
Kebiasaan tidur sehat:
- Tidur di ruangan sejuk, gelap, dan tenang
- Hindari ponsel atau layar sebelum tidur
- Tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari
- Menghindari konsumsi kafein dan alkohol menjelang tidur
Catatan Penting tentang Penelitian Ini
Meski hasilnya mencengangkan, penting untuk diingat bahwa studi ini masih berupa abstrak konferensi dan belum menjalani peer review (peninjauan ilmiah dari peneliti lain).
Selain itu, mayoritas partisipan adalah warga kulit putih di AS, sehingga temuan ini mungkin tidak mewakili populasi global secara menyeluruh.
Namun tetap saja, temuan ini jadi peringatan penting yakni mimpi buruk bukan sekadar bunga tidur saja.
Baca juga: 6 Dampak Positif Mengurangi Penggunaan Ponsel, Tingkatkan kualitas tidur hingga Cegah Mata Tegang
Bila terjadi berulang, bisa jadi alarm tubuh yang menunjukkan ada sesuatu yang tak beres dalam tubuh, baik secara fisik, mental, maupun neurologis.
Jadi, jangan anggap remeh mimpi buruk yang terjadi terus-menerus. Bisa jadi itu bukan hanya karena stres, tapi tanda bahwa tubuhmu sedang kelelahan atau bahkan mengalami kerusakan di tingkat genetik.
Mulailah perhatikan kualitas tidur dan kesehatan mentalmu, karena tidur yang nyenyak bukan cuma soal istirahat, tapi juga investasi untuk umur panjang.
(Serambinews.com/Gina Zahrina)
0 Komentar