Skip to main content
728

Gejala dan Pencegahan Leptospirosis, ini Penjelasan Dinkes Lumajang , - RRI

  Kesehatan, Tips

RRI.co.id - Gejala dan Pencegahan Leptospirosis, ini Penjelasan Dinkes Lumajang

KBRN,Jember: Leptospirosis merupakan penyakit infeksi atau menular yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menyebar lewat urine tikus dari jenis Suncus murinus, Mus musculus, Rattus norvegicus, hingga Bandicota indica atau hewan lain yang terinfeksi. Leptospirosis juga dikenal sebagai penyakit demam urine tikus ini, telah menyebar secara luas utamanya di kawasan tropis dan subtropis seperti Indonesia.

Untuk lebih mengetahui Penyebab, Gejala dan Pencegahan Leptospirosis, LPPL Radio Suara Lumajang mengadakan Talkshow bersama Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) Kabupaten Lumajang, di Studio LPPL Radio Suara Lumajang, Selasa (08/07/25). 

Dikesempatan itu, Kabid. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DinkesP2KB Lumajang, dr. Marshal Trihandono menjelaskan bahwa penularan penyakit ini terjadi ketika manusia bersentuhan dengan air banjir, selokan, atau lumpur yang terkontaminasi dan bakteri tersebut masuk melalui luka terbuka atau selaput lendir yang kemudian masuk ketubuh manusia.

"Bakteri ini sering menyerang organ ginjal, jika berlanjut akan menjadi gagal ginjal atau pun terjadi infeksi meluas keorgan lain sehingga menyebabkan kematian, makanya jenis penyakit ini patut kita waspadai, "Ungkapnya.

Gejala penyakit leptospirosis bisa bervariasi, tergantung pada individu yang terinfeksi. dr. Marshal menjelaskan, terdapat beberapa tanda khusus jika terjangkit, diantaranya, Pasien mengalami demam tinggi mendadak disertai dengan rasa lemah yang cukup signifikan, mata merah, munculnya kekuningan pada kulit juga sering terjadi sebagai gejala awal, kemudian sakit kepala yang berkepanjangan dan nyeri otot yang terutama dirasakan di bagian betis.

"Pasien jika mengalamai gejala yang muncul dan semakin parah seiring berjalannya waktu, termasuk mual, muntah, hilangnya nafsu makan dan Diare yang sering terjadi, maka segera memeriksakan diri ke dokter," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Tim Kelompok Kerja Penyakit Menular, DinkesP2KB Lumajang Askap Hariyanto menyampaikan, terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah Leptospirosis diantaranya : 

- Menggunakan alat pengaman tubuh seperti sarung tangan, sepatu bot, dan pelindung mata saat beraktivitas di area berisiko,

- Jauhi kontak kulit secara langsung dengan air yang terkontaminasi, seperti air banjir atau air limbah,

- Selalu cuci tangan sebelum makan dan setelah kontak dengan hewan atau lingkungan yang berisiko,

- Menjaga kebersihan rumah dan membersihkan selokan dan area sekitar rumah secara teratur, 

- Vaksinasi secara teratur hewan peliharaan atau ternak yang berpotensi menjadi sumber penularan penyakit,

- Segera periksa diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala setelah terpapar penyakit tersebut.

"Pencegahan merupakan langkah penting untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira," jelasnya.

Leptospirosis merupakan penyakit yang perlu kita waspadai mengignat dampaknya yang sangat fatal. Oleh sebab itu kesadaran masyarakat untuk mengenali gejala dan melakukan langkah antisipatif sangat krusial untuk mencegah penyebaran penyakit ini. (Kominfo/Lmj-Bob)


Posting Komentar

0 Komentar

Opsitek

728